Sejarah, Profil, serta Modal Usaha Francase Alfamart

Kamis, 06 November 2014

Sejarah Alfamart dan Profil Pendiri Alfamart

Alfamart merupakan toko retail yang sekarang sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga kita. Seperti yang kita ketahui, hingga sampai saat ini alfamart mempunyai kurang lebih 3500 gerai yang terletak diberbagai kota besar Indonesia bahkan sampai ke kampung-kampung. Gerai alfamart telah menyebar diberbagai pelosok daerah di Indonesia dan menghadirkan berbagai macam Promo Indonesia.

Alfamart merupakan milik PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk. yang merupakan perusahaan waralaba swalayan yang menjual barang keperluan sehari-hari..

Awal mula nama alfamart sendiri adalah alfa minimarket sebagai perusahaan dagang aneka produk oleh Djoko Susanto sekeluarga. dan pertama beroperasi di karawaci, tangerang, banten. Perkembangan alfamart dibilang sangat cepat, meskipun banyak saingan utama seperti alfamidi, alfa express, indomart dan Omi. Perusahaan yang berkantor pusat di Jl. M.H. Thamrin No. 9, Tangerang ini memulai usaha komersilanya pada 1989 dalam bidang perdagangan rokok. Namun sejak tahun 2002, Alfamart bergerak dalam kegiatan usaha perdagangan eceran untuk produk konsumen dengan mengoperasikan jaringan minimarket dengan nama “Alfamart” yang berlokasi di beberapa tempat di Jakarta, Cileungsi, Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya, Cirebon, Cilacap, Semarang, Lampung, Malang dan Bali.

Jaringan minimarket perusahaan yang didirikan Djoko Susanto, mantan eksekutif produsen rokok raksasa, HM Sampoerna ini terdiri dari minimarket milik sendiri dan minimarket dalam bentuk kerjasama waralaba, dengan jumlah minimarket milik sendiri 2.396 (2009) dari semula 2.067 (2008) dan kerja sama waralaba 798 (2009) dari 592 (2008).

Profil pendiri Alfamart

“To be nothing is the result doing nothing” merupakan motto hidup yang dipegang pendiri alfamart ini.

A Kwie Atau yang sering disebut Djoko Susanto lahir di djakarta 9 februari 1950. Baginya, Mimpi tidak hanya bertengger menjadi mimpi ketika disiasati oleh kerja nyata dan usaha menembus peluang yang tidak kenal menyerah. Bagi Djoko Susanto, mimpi adalah hoki yang mampu mengendus peluang. Dan, bahan bakarnya adalah kerja keras, jujur, dan punya komitmen dalam menjalankan sebuah usaha.

Terlahir dari keluarga pedagang kelontong yang putus sekolah, Djoko Susanto telah mengenali napas perjuangan sejak ia masih balita, Aroma rumahnya serba berbau kerja keras, Pagi mengantarkan kerja, malam juga diakhiri dengan kerja. Semua dilakukan demi hidup, demi keberlangsungan napas keluarga. Situasi itu sesungguhnya sangat mudah memantik frustasi, tapi tak terjadi pada Djoko. Ia tak menyerah menghadapi nasib. Realita kehidupan justru ia jadikan pelecut untuk bergerak memanfaatkan apa yang ia punya, yakni sejumput ilmu perdagang. Andai saja pada waktu itu djoko tidak berani merubah hidupnya kerabat, teman, dan lingkungan pergaulanya hanya akan mengenal djoko susanto sebagai pedagang kelontong

Kegigihannya melewati proses mengantarnya pada fase-fase yang memajukan. Lihatlah perjalanannya. Karier bisnisnya dimulai dari sebuah toko kelontong milik keluarga di bilangan Petojo, Jakarta Pusat, sekitar tahun 1967. Kemudian ia meningkatkan keberadaannya dengan memiliki toko kelontong sendiri. Dan Akhirnya Djoko menjalankan bisnis grosir penjualan rokok melalui toko kelontongnya itu. Usaha kelontong bernama Toko Sumber Bahagia ini menjadi cikal bakal kelompok bisnis ritelnya yang bernama Alfamart dibawah bendera PT Sumber ALfaria Trijaya Tbk ( SAT ).

Didalam setiap proses tersebut, Djoko menjadi pelakon yang mengumuli dengan setia setiap elemen usahanya. Ia mengetahui dengan rinci setiap bagian dari bisnis yang dijalankannya sehingga ia menguasai setiap masalah yang muncul dan strategi untuk mengatasinya. Sikap ini dengan cepat membuatnya mampu membaca pasar yang lebih luas dan akhirnya terbang berkembang.

Kesuksesan yang diraih Djoko “Alfamart” Susanto tersebut dimulai dari kerja kerasnya sejak tahun 1967. Ketika itu, Djoko Susanto yang masih berusia 17 tahun diminta untuk mengurusi kios orangtuanya di Pasar Arjuna, Jakarta. Kios “Sumber Bahagia” seluas 560 meter persegi itu menjual bahan makanan dan juga rokok. Tidak hanya kepada para perokok, Djoko Susanto juga menjual rokoknya kepada para pengecer dan penjual grosir rokok. Kesuksesan Djoko Susanto itu menarik perhatian Putera Sampoerna yang memiliki perusahaan rokok terbesar di Indonesia saat itu.

pertemuan pertama kali di hotel mandiri pada tahun 1980 menjadi tonggak perubahan jalan hidup djoko susanto. Meskipun saat itu keraguan sempat menyelimutunya. Djoko yang merasa tidak memilii kemampuan yang hanya mengecap bangku sekolah sampai kelas 1 SMA dan tidak dapat berbahas inggris,namun setelah putera sampurna meyakinkan bahwa yang diperlukan adalh kemampuan djoko menjual . rasa percaya dirinya pun langsung menyeruak, ia berpikir ajakan orang nomor satu PT. Sampurna, tbk ini merupakan tantangan baginya.

Djoko Susanto pun menerima ajakan dari Putera Sampoerna untuk bekerja sama. Langkah awal dimulai dengan mengembangkan tokoh grosir rokok sumber bahagia milik djoko. Dengan modal RP. 2 miliar (60% saham milik putra dan 40%nya milik djoko) djoko memperluas jaringan pasrnya dengan membuat 15 kios di beberapa lokasi di Jakarta pada tahun 1985. Karena usaha djoko , toko-toko ini menjadi jaringan alfa toko gudang garam yang menjual segala produk consumer goods. Kerja sama antara keduanya kemudian berlanjut dengan pembukaan supermarket Alfa Toko Gudang Rabat.

Dibawah Pt Alfa retalindo tbk saat ini jaringan alfa sudah merambah keberbagai kota dan hampir ke kota-kota besar di Indonesia. Karena perkembangan alfa semakin cepat membuat putera sampurna tertarik pada kemampuan dan kesuksesan djoko. Pada tahun 1990 putera mempercayakan jabatan direktur HM penjualan Sampurna tbk di pundak djoko. Ini merupakan babak baru dalam karier profesional djoko susanto. Adapun jabatan yang pernah disandang djoko direktur PT HM sampoerna tbk , presiden direktur PT alfa retalindo tbk, presiden direktur perusahan dagang PT Panamas tbk, direktur utama PT Setia Megaserta direktur utama PT Sigmantara tbk.

Tahun 1994, Djoko Susanto kemudian mendirikan gerai yang awalnya ingin memberi nama Sampoerna Mart, namun akhirnya dinamakan Alfa Minimart.

Tahun 2005, Sampoerna menjual sebagian sahamnya kepada Philip Morris Internasional, termasuk 70 persen saham Sampoerna di Alfamart. Philip Morris International yang tidak tertarik dengan industri retail akhirnya menjual sahamnya ke Djoko Susanto dan investor ekuitas Northstar.

Djoko Susanto membeli saham Alfamart di Northstar hingga ia memiliki total 65 persen saham Alfamart. Djoko Susanto kemudian memperdagangkan sahamnya yang kemudian menghasilkan dua kali lipat dalam jangka setahun terakhir. Berkat langkah berani yang diambil Djoko Susanto itu, kini ia memiliki total kekayaan sebesar 9,36 triliun Rupiah.

Beberapa tahun ini sejumlah penghargaan juga diraih Alfamart, seperti Top Brand Award dan Indonesia Best Brand Award 2009, yang mencerminkan pencapaian kinerja perseroan yang terus membaik. Selain itu, prestasi Alfamart juga dapat dilihat dari jumlah gerai Alfamart yang terus berkembang pesat. Sebagai gambaran, per 31 Desember 2008, Alfamart memiliki 2.157 gerai minimarket dan 622 minimarket Alfamart dalam bentuk waralaba. Angka ini terus berkembang dengan jumlah gerai per Mei 2009 mencapai 3.000 buah dengan gerai berbentuk waralaba sebanyak 711 buah yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera.

Tidak hanya itu, Saat ini di tahun 2012 Alfamart mengadakan kontes SEO yang bertema Promo Indonesia dengan keyword Promo Member Alfamart Minimarket Lokal Terbaik Indonesia. Blog ini pun ikut serta berpartisipasi dalam memeriahkan kontes SEO yang di adakan pihak alfamart. Semoga informasi Sejarah dan Profil Alfamart ini dapat bermanfaat untuk anda.

Meskipun berbagai prestasi dirahinya ruang kerja djoko di kantor pusat alfa di , bilangan cikokol, tanggerang sangat bersahaja untuk ukuran pucuk pemimpin bersekala nasional ini. Tidak banyak pernak-pernik atau hiasan mewah yang melingkupi dinding ruangkerja yang bercat putih ini. Hanya ada beberapa foto djoko dan putra dalam berbagai kesempatan dan piagam penghargaan sebagai pringkat ketiga The Best CEO tergantung di dinding. Selain sebuah meja yang berukuran sedang, ada juga sebuah meja bundar dengan empat kursi mengisi ruang kerja itu. Rupanya pernagkat furniture padanan besi dan pelastik itu yang digunakan djoko menerima tamu.

Penampilan djoko pun bersahaja dengan balutan stelan kemeja dan celana hitam. Ia mencitrakan sosok yang biasa. Gayanya juga tidak formal dan ia terlihat akrab dengan para staff, termasud penjaga gudang dan satpam perusahaan. Pintu ruangan kerja dibiarkan selalu terbuka sehingga siapapun dapat dengan mudah menemuinya. Ternyata kesederhanaan djoko susanto masih melekat di dirinya walau telah menjadi pengusaha sukses yang masuk ke dalam jajaran 40 orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2011 dengan kekayaan ditaksir US$ 1,04 miliar ini.


Syarat Untuk Memiliki Bisnis dengan Franchise (Waralaba) Toko Alfamart



Untuk memiliki Franchise (Waralaba) Toko Alfamart dari PT.Sumber Alfaria Trijaya Tbk, maka kita harus memenuhi  syarat-syarat sebagai berikut :

  • WNI (Warga Negara Indonesia)
  • Telah memiliki Badan Usaha berbentuk :

1.    PT (Perseroan Terbatas)

2.    CV (Perseroan Komanditer)

3.    Koperasi .

  • Sudah atau akan mempunyai lokasi untuk tempat usaha dengan luas 150 m2 sampai dengan 250 m2. 
  • Memenuhi persyaratan perijinan seperti :

1.    Ijin tetangga

2.    Ijin domisili

3.    SIUP

4.    TDP

5.    NPWP

6.    NPPKP

7.    STPUW

8.    IUTM (untuk daerah tertentu).

  • Bersedia mengikuti system dan prosedur yang berlaku di Alfamart.

 

Skema atau Cara untuk memiliki Franchise (Waralaba) Toko Alfamart


Untuk memiliki Franchise (Waralaba) Toko Alfamart,  maka PT.Sumber Alfaria Trijaya Tbk selaku pemegang merk Toko Alfamart memberikan 2 (dua) jenis pilihan investasi, yaitu :

  • Franchise (Waralaba) dengan Toko Baru

Apabila Franchise  (Waralaba) dengan Toko Baru, maka investasi atau modal yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

Tipe Toko
Luas Toko
Investasi
(Dalam Rupiah)
36 rak
80 m2
360.000.000
45 rak
100 m2
400.000.000

  

Investasi awal tersebut diatas mencakup :

1.    Biaya franchise (waralaba) selama 5 tahun.

2.    Renovasi lahan meliputi konstruksi sipil dan instalasi kelistrikan.

3.    Perijinan.

4.    Peralatan dan AC

5.    Cash Register dan Sistemnya.

6.    Papan nama toko berikut displaynya .

7.    Promosi dan persiapan pembukaan toko.

8.    Estimasi tersebut diperhitungkan dengan perkiraan property (bangunan) yang digunakan sudah  berupa ruko (rumah toko). Bila property (bangunan) yang akan digunakan berupa bangunan lain (kios, rumah tinggal atau tanah kosong), maka akan ada penyesuaian estimasi investasi.

9.    Biaya tersebut tidak termasuk biaya atau harga untuk memperoleh lokasi/tempat/Toko/Bangunan yang akan digunakan untuk Toko Alfamart..

Tahapan/urutan pembukaan Toko Alfamart dengan Franchise (Waralaba) Toko Baru adalah sebagai berikut:

1.     Presentasi awal.

2.    Evaluasi lahan dan persetujuan.

3.    Pengukuran dan Proyek evaluasi.

4.    Presentasi proposal.

5.    Kesepakatan Franchise (Waralaba).

6.    Pembukaan Toko

    Franchise (Waralaba) dengan sistem Take Over Toko yang sudah ada

Apabila Franchise (Waralaba) dengan caraTake Over Toko (mengambil alih toko yang sudah ada), maka investasi (modal) yang dibutuhkan (dikeluarkan) adalah bervariasi biasanya antara Rp.700.000.000,-  sampai dengan Rp.800.000.000,-, besaran investasi tersebut bergantung kepada :

1.     Harga sewa (biaya franchise) untuk lima tahun.

2.    Sales (penjualan) harian Toko Alfamart tersebut.

3.    Harga/nilai buku fixed asset / aktiva tetap yang ada di toko tersebut.

4.    Goodwill yang dimiliki toko tersebut

Toko Alfamart yang di take over-kan (diambil alih) biasanya adalah toko alfamart yang sudah berjalan selama 1 (satu) tahun, dengan sales (penjualan) harian antara Rp.10.000.000,-  sampai dengan Rp.13.000.000,- dan dapat diperpanjang sewanya (hak franchise) sampai dengan 5 (lima) tahun.

Tahapan/urutan pembukaan Toko Alfamart dengan Franchise (Waralaba) Take Over Toko Alfamart adalah sebagai berikut :

1.    Presentasi Proposal.

2.    Kesepakatan Pembelian

3.    Pemindahan Perijinan.

4.    Kesepakatan Franchise (Waralaba).

5.    Pembukaan Toko

Jumlah Royalty yang harus dibayarkan oleh Franchisee (Pemilik/Penyewa Franchise/Waralaba Toko Alfamart) kepada PT.Sumber Alfaria Trijaya Tbk



Biaya yang harus dikeluarkan oleh Franchisee (Pemilik/ Penyewa Franchise / WaralabaToko Alfamart) selain biaya investasi awal yang tersebut diatas adalah juga harus membayar royalty kepada PT.Sumber Alfaria Trijaya Tbk setiap bulan dengan ketentuan sebagai berikut :

Penjualan Bersih (Rupiah)
% Royalty
0
s/d
150.000.000
0 %
150.000.000
s/d
175.000.000
1 %
175.000.000
s/d
200.000.000
2 %
200.000.000
s/d
250.000.000
3 %
250.000.000
s/d
Tidak terbatas
4 %



Royalty yang telah dibayarkan  ke PT.Sumber Alfaria Trijaya Tbk dihitung secara progresif, tergantung kepada jumlah penjualan bersih bulanan gerai/toko yang bersangkutan dan tidak termasuk pajak.




Sumber:
http://sharienezz.wordpress.com/2012/11/15/hello-world/
http://manfaatnyabisnis.blogspot.com/2014/02/cara-mudah-bisnis-franchise-toko.html